Papa-Anak “Satu Berdua”
- Home
- Cerita sex sedarah
- Papa-Anak “Satu Berdua”
Di kota itu tinggallah Tony, Joyah dan seorang anak mereka yang sedang menginjak remaja, namanya Yuli. Tony adalah seorang ahli elektronik yang bekerja apabila ada panggilan dari orang-orang yang ingin peralatan elektroniknya mau diperbaiki, sehingga waktunya lebih banyak di rumah. Sedangkan Joyah, dipanggil Jo, adalah seorang sekretaris yang cantik bekerja pada suatu perusahaan besar. Jo lebih sering di kantor setiap hari dan pulang selalu malam. Yuli adalah pelajar pada salah satu SMP di kota itu. Namun demikian kehidupan keluarga mereka terbilang aman dan selalu bahagia. Sampailah cerita pada suatu kejadian dalam keluarga itu yang mewarnai kehidupan antara Tony, Joyah dan Yuli.
Yuli adalah seorang remaja yang sedang tumbuh dan sangat ingin tahu dalam segala hal termasuk…… tentang hubungan cinta. Yuli
dan teman-temannya selalu berdiskusi mengenai seks dan apapun
yang mereka dapatkan dari pelajaran, membaca dan juga mendengar
dari orang-orang.
Pada suatu sore, setelah makan, saat itu Yuli telah selesai
bersih-bersih, dan bermaksud membuat suatu suasana ‘romantis’
dengan beberapa lilin di meja.
Tony, ayahnya, menanggalkan sepatunya, dan istirahat di kursi
malasnya. Dia nonton televisi, sementara anak gadisnya sibuk
di kamar mandi dan kamar tidur, mempersiapkan sesuatu
yang dikatakannya ‘kejutan’.
Kemudian terdengar suara Yuli memanggil, mengatakan dia sudah siap.
Tony melangkah pelan mendekat, memandang Yuli yang sedang
mamakai gaun yang indah membalut tubuhnya, kelihatan gugup di
wajahnya. Tapi wajah itu adalah wajah cantik yang manis, karena
kosmetik yang baru saja dibelinya hari itu. Tidak berlebihan,
tetapi cukup membuatnya kelihatan cantik alami.
Bibirnya memancarkan warna pink lembut, dagu lancipnya nan indah
cukup menampilkan sosok remaja yang baru mau melepaskan masa
kekanakannya, dan mata coklat besarnya bersinar bahagia,lembut
dengan hiasan make-up yang pas.
Ketika dia mendekati Tony,bulu matanya yang lentik bergerak sangat
mengagumkan.
Dia begitu anggun, dan sangat seksi! Rambut coklat tebalnya
terurai, sampai menutupi bahunya. Penis Tony berdiri dan nafasnya
tersendat karena kagum melihat Yuli dengan lembut menggoyangkan
pinggulnya berjalan mendekati Tony.
Dia berhenti di depan Tony, matanya berbinar: “Aku
memperhatikan Papa hari ini…” katanya dengan lembut dan
malu, “Kulihat Papa memperhatikanku pada saat kelas
balet.” Yuli tersipu malu namun sangat menarik sekali,
hal ini tampak dari matanya.
Kemudian, dengan sikap menantang, dia menahan napas
dan berkata: “Aku melihat punya… Papa… menonjol
waktu itu, Papa, kenapa begitu Pap?” dan pandangannya tepat
ke selangkangan Tony, Yuli menjilati bibirnya sendiri
sehingga rona merahnya semakin jelas.
“Kau begitu cantik, Yuli,” sambung Tony, hampir tidak
percaya akan penglihatan dan pendengarannya, sementara
burungnya terus berontak.
Yuli meneruskan, dengan perasaan yang sudah tidak begitu
gugup lagi, karena suara nafas Papanya yang sudah tenang:
“Mungkin karena penyangga gigi ini? Aku selalu merasa
jelek dengan penyangga gigi ini, Pa.”
Tony sadar mungkin itu sebabnya Yuli melepas penyangga
gigi tersebut, yang selama ini mesti selalu dipakainya –
hal ini tidak diberitahukannya kepada Tony.
Tony berkata: “Kamu adalah gadis tercantik yang ada dalam
hall… tersebut, sungguh.”
Yuli senang, dan senyumnya yang manis menghiasi wajah
imutnya, dan kini Tony menghargai keputusannya, lalu
Yuli berkata: “Ada suatu yang ingin kuberikan untuk Papa,
hanya untuk Papa, karena aku sangat mencintaimu.”
Tiba-tiba, dia membuka gaunnya, dan membiarkannya jatuh
ke lantai, dan Tony terkaget namun sangat terpesona.
Anak gadis 15 tahunnya sedang memakai BH semi transparan
merah, yang membalut payudara mungilnya, dengan memperlihatkan
tonjolan puting pink payudaranya, dengan bangganya dia
memamerkannya, jelas sekali puting mungilnya menonjol.
Celana dalam merahnya terbuat dari material lembut yang
halus.
Sepasang tali kaos kaki tipis memperindah stocking yang
dipakainya, yang memamerkan kaki indahnya yang
sempurna, betis indahnya yang terbentuk berkat latihan
balet diperindah dengan sepatu tumit tinggi yang
dipakainya.
Dia sungguh manis dipandang, dan mata Tony tak lepas
menikmati keindahan tubuh anak gadisnya. Turun ke bawah
dari wajah muda cantiknya yang dihiasi oleh rambutnya,
terus ke bentuk indah payudaranya dengan tonjolan
putingnya. Ibunya, Jo, juga memiliki payudara indah, dan
Yuli pun mewarisi keindahan itu.
Tony melihat ke perut Yuli yang rata dan padat, yang
bermuara ke gundukan indah yang dihiasi oleh tali
pinggangnya, kemudian terus ke pahanya yang padat berisi
lalu ke kakinya yang indah. Mata Tony tak lepas
dari tubuh dan selangkangan Yuli, dan pandangan mata
Tony yang liar berhenti di sana, terpaku pada retakan
yang membelah gundukan vaginanya.
Tony menahan napas lagi, karena kaget, dia sadar bahwa
celananya menyembunyikan sesuatu!
Suatu benda merah muda basah mengintip dari bahan
transparan yang dipakai Yuli, terbayang bibir dalam
vaginanya. Klitoris mungilnya mengintip di celahnya,
yang meminta dimanjakan. Penis Tony makin menegang,
menekan celananya, sakit dan ingin dikeluarkan, dan
perutnya serasa panas, karena gairah yang melanda.
Tony memuji, “Kau begitu cantik, sayangku, begitu
seksi sekali!”
Yuli mengulurkan kedua tangannya, dan Tony menggenggamnya,
dan Yuli menarik Papanya merapat. Dengan memandang wajah
Yuli, Tony dengan lembut mengelus pipi Yuli, lalu Yuli
berkata: “Aku mencintaimu Papa.”
“Aku mencintaimu juga, Yuli.” balasnya, dan Yuli menutup
matanya tanpa ragu, bibir lembutnya dengan penuh nafsu
mengecup Papanya.
Mulut bertemu mulut, dan lidah mereka saling menjelajahi
masing-masing, ayah dan anak berciuman satu sama lain dengan
begitu intimnya. Tangan Tony membelai punggung Yuli,
terus turun, sampai tangannya menyentuh kelembutan
pantat Yuli, kemudian dengan lembut mengusap-usap
daging pantat Yuli yang sangat lembut dan halus.
Tony kagum merasakan nikmatnya membelai gadis itu, rasanya
selembut cairan, kulit mudanya terasa sangat halus,
luar biasa lembut dan halus di ujung jemarinya.
Tony merasakan penisnya yang keras menyondol-nyondol
perut Yuli yang rata, dan gundukan lembut vagina Yuli
terasa menggesek- gesek pahanya. Mereka merenggang untuk
mengambil napas, kemudian tanpa ragu sedikitpun,Jemari
Yuli langsung bertindak membuka ikat pinggang Tony.
Tony melepaskan tangannya dan tanpa pikir panjang,
membuka retsletingnya sendiri, dengan cepat menanggalkan
bajunya dan menurunkan celananya. Sementara Yuli menanggalkan
baju tipisnya, kemudian membantu turunkan celana Tony,
menanggalkan semuanya.
Tony merenggut bra tipis Yuli, dan Yuli membuka
ikat pinggangnya yang melingkari pinggang indahnya.
Menurunkan celana dalamnya dan meloloskannya melalui
kaki, akhirnya Yuli pun bugil pula, hanya tinggal
stocking hitamnya.
Mereka kembali berangkulan, dan penis Tony yang berdenyut
menekan gundukan daging lembut yang lunak milik Yuli,
Tony merasakan puting payudara yang tajam menekan-nekan
dadanya. Tony juga merasakan sesuatu yang basah hangat
saat Yuli menggesekkan gundukan vaginanya pada paha Tony,
dan seketika mendorong Tony untuk menekan-nekan penisnya
kepada Yuli, gairah cinta telah melanda Tony sekarang.
“Papa, Papa, Papa…” desahnya, tangan gadis itu
menjelajah tubuh Papanya dengan liarnya, “…lakukan
padaku Pa… lakukan padaku Papa!”
Satu bisikan halus dalam pikiran Tony, sepertinya Tony
mendengar suara hati kecilnya yang menolak, dan Tony
tersadar, dia menggoncang-goncang bahu Yuli mengharapkan
Yuli kembali sadar akan tindakannya, dan Tony pun menjadi
heran dan bahkan desah nafas Yuli kedengaran indah……
dan gairah seks anaknya membutuhkan itu.
“Kamu tahu itu tidak mungkin,” kata Tony, “kita tidak
boleh melakukannya…” dan dia menatap Yuli dengan
sungguh-sungguh dan dengan gemetaran, “…ini salah
Yuli!”
Yuli berhenti menggeliat dan terdiam sejenak,
menatap ayahnya dengan tajam dan berkata sangat
pelan, “Belum pernah kumeminta lebih dari ini
dalam hidupku. Kutahu mungkin itu salah, dan …
…aku tahu
ibu takkan pernah tahu tentang ini.”
Dia menarik napas, lalu: “Tapi kuselalu menginginkan
Papa melakukannya untukku. Aku selalu memikirkannya setiap
malam. Anak lelaki selalu membosankan, dan memikirkan
orang lain melakukannya padaku membuatku jijik! Aku ingin
mempelajari hal ini langsung dari Papa, dan aku menginginkan
cinta,” dia berhenti, dan matanya sendu memelas.
Kemudian dia menarik napas lagi, dan meminta dengan gemetar,
mata sendunya menatap tajam: “Apakah Papa tidak ingin juga…
tidak inginkah Papa melakukannya untukku?”
Yuli bangkit dan mengusap wajahnya, kemudian berkata pelan:
“Kuingin Papa menjadi yang pertama… Lakukanlah Pa!”
Tony menatap sorot mata Yuli yang penuh permohonan, pikirannya
kacau… tampaknya gadis ini tidak ragu lagi …
anak gadis perawannya meminta itu – tidak, tak mungkin –
menyetubuhinya!
‘Astaga!’ pikiran liarnya muncul, ‘Aku mungkin bermimpi!’
Kemudian dia melanjutkan: “Dan Papa, Mama memberiku
pil beberapa waktu lalu, setelah masa haidku habis!”
Tony menahan napas lagi, dan akhirnya mengalah, mengabaikan
suara-suara hatinya dan mengikuti keinginan nafsunya,
dan mulai mencium Yuli dengan penuh cinta, desahan nafas
gugup dari hasrat seksual putrinya menimbulkan kegairan
bagi Tony, apalagi akibat gesekan perut mereka.
Sebelah tangannya dengan malas berpindah dari pantat
lembut Yuli, melewati pinggulnya berputar di perutnya, turun
sampai jemarinya menemukan sesuatu yang lembut basah pada
gundukan gadis itu. Tony mengusap sepanjang celah itu, dan
akhirnya menyelipkan satu jemarinya selanjutnya kedua jarinya
ke celah perawan gadis itu.
Yuli mendesah ketika Tony menyentuh ujung klitorisnya,
kemudian Yuli menekuk lututnya, ketika Tony mulai
mengelus tonjolan kecil itu. Mereka berdua dengan pelan
merebahkan diri ke lantai karpet, jemari Tony tidak
lepas sedikitpun dari klitoris Yuli.
Tubuh Tony menggelinjang, ketika tangan gadis kecil itu
memegang penisnya, dan Yuli menggenggamnya gemas, mengusap
burung itu, merasakan hangatnya benda itu, Yuli mendesah
dan menambah kenikmatan bagi Tony. Kepala bulat berkilat
seperti berkilau dalam cahaya remang saat itu, dan Yuli
senang memainkan milik Papanya.
“Punya Papa besar sekali,” bisik Yuli mesra, “Mungkinkah
dapat masuk ke milikku?”
Kemudian tangan gadis itu mulai mengocok penis Tony,
memompanya dengan hati-hati, membawa suasana menjadi
penuh kegairahan nafsu seks mereka. Tony hampir tidak
tahan lagi dan ingin menghajar vagina Yuli saat itu..
tapi Tony juga ingin menumpahkan spermanya pada tangan
gadis itu!
Namun Tony mengurungkan niatnya, dan berkata: “Hanya
ada satu cara menuntaskannya Yuli, tapi yang pertama…
Astaga… hentikan!” katanya sungguh-sungguh, tapi,
“Berbaringlah, biarkan Papa mencumbumu sebentar,
sayang!.”
Yuli menarik napas dan menghentikan kocokan pada penis
Tony, kemudian melepaskannya dengan malas, menampilkan
senyuman gugup pada Tony, kemudian berbaring telentang
di lantai. Burung Tony berdenyut makin keras, tetapi
dia tidak perduli lagi, apalagi ketika melihat Yuli merebahkan
diri di lantai, membuka pahanya untuk Papanya.
Mata Tony tak lepas dari benda indah milik Yuli ketika
jemarinya masih bermain di vagina basah itu; perut rata
Yuli dihiasi oleh pusar mungilnya, dari pinggang kecilnya
kemudian mengembang ke pinggul indahnya betul-betul
sempurna, dan begitu pula pantatnya sangat menggairahkan.
Gundukan vaginanya begitu lembut dan halus serta mulus, dan
indah tanpa rambut sehelaipun, dia memang gadis kecil …
gadis kecil… gadis yang sangat cantik dengan buah dada
indah dan vagina mungil. Vagina yang bibirnya bergetar
digesek oleh jemari Tony, sungguh seorang gadis kecil yang
memiliki hasrat seksual muda yang terbaca dari seluruh
tubuhnya, Tony terkesima.
Tidak ada yang dinamakan labia luar pada vaginanya, celahnya
betul-betul berbibir mulus mengurung klitoris kecilnya yang
sangat sempurna, mengisyaratkan mutiara kecil yang mengintip
di dalamnya. Belahannya sangat manis, dia betul-betul sangat
sempurna dan tidak dapat dibayangkan lagi, begitulah pikiran
Tony saat itu.
Jo, sang istri,selalu menjaga vaginanya tanpa bulu sehelaipun,
dengan perawatan yang dikenal dengan nama ‘Nair’, Tony menduga
Jo mengajarkan keahliannya itu kepada Yuli. Selain itu Jo juga
menjaga bulu-bulu halus keperakan yang tumbuh pada gundukan
vaginanya, katanya dia senang mengelusnya karena seperti
mengelus seekor kucing yang manis!
Tony masih mengelus vagina Yuli, sementara itu pikirannya
terus menerawang, dan segera tubuh muda Yuli merespon sentuhan
tangan ahli Tony, kemudian Yuli menggelinjang dan mendesah
lembut dengan suara yang sangat menggairahkan hasrat seksual
Tony.
Kemudian Tony berkata: “Angkat lututmu sayang, kangkangkan,
ya begitu, buka lebar-lebar sayang.”
Dia meneruskan menggesekkan jemarinya, dengan lembut
memperbesar liangnya dengan jemarinya, pertama dengan
satu jari kemudian dengan dua jari, dibantu oleh
lendir yang dikeluarkan oleh Yuli. Seterusnya Tony
mulai mengocok-ngocokkan jemarinya dengan pelan, dan
Yuli mendesah kenikmatan. Tony pun berbaring dan
mulai menjilat klitoris mungil itu, sementara jarinya
masih terus mengocok kemaluan Yuli, lalu Yuli menjerit
geli dalam hasrat seks yang indah, ketika Tony mulai
mendekapkan wajahnya pada selangkangan Yuli.
Tidak lama kemudian vagina itu pun memuat dua jemari
Tony, dan Tony membayangkan bahwa Yuli telah siap untuk
aksi yang lebih dari itu, sementara itu tubuh Yuli masih
terus menggelinjang hebat. Mata Tony menatap liar ke
arah perut rata Yuli sesekali Tony menggigit kecil
klitoris Yuli… payudaranya yang ranum mengembang dan
menantang, putingnya memanjang dan mengeras,dia betul-
betul ciptaan yang sangat menakjubkan bagi Tony.
Yuli benar-benar telah lepas kontrol, dan dengan malas
Tony melepaskan mulutnya dari kemaluan lezat Yuli. Dengan
menyelipkan jemarinya pada bekas hisapannya tadi, Yuli
kelihatan seperti protes, namun kemudian Tony memposisikan
dirinya di atas Yuli, lengannya menyangga tubuhnya di atas
tubuh Yuli.
Penis perkasa Tony tegak lurus dan menyondol perut Yuli.
Tony memandang ke bawah, menikmati pemandangan indah
tubuh lezat putrinya, paha indahnya membentang lebar
menunggu, bibir vagina mungilnya terbuka dan mengundang
akan persetubuhan indah hari itu.
Pantat indah Yuli terbayang dalam pikiran Tony… belahan
pantatnya yang diikuti lembah anusnya yang mungil, basah
akibat cairan vaginanya yang meleleh. Tony tergiur akan
keindahannya dan membayangkan suatu saat dapat memasukkan
penisnya dalam-dalam ke lubang pantat itu! Ah.. semua itu
dibuang Tony dari pikirannya!
Kemudian dia menggenggam dan mengarahkan ujung penisnya
ke sela-sela selangkangan Yuli. Bibir vaginanya yang basah
membengkak dengan mengagumkan, dan celahnya sekarang
sudah terbuka karena rojokan jemari Tony, merekah dan
memperlihatkan ujung kecil klitorisnya, serta sebuah lubang
hitam kecil menandai pintu masuk vaginanya. Tony sangat
bernafsu sekali ingin memasuki lubang kecil itu.
“Pertamanya akan sakit sayang, Papa akan coba lakukan
selembut mungkin,” katanya.
“Siap Papa.” tukas Yuli mendesah. “Tapi, jangan tunggu lama
lagi. Aku kepingin sekali, Aku ingin Papa lakukan untukku!
Setubuhi aku Papa!” dia berkata dengan memelas.
Tony menggesekkan ujung penisnya ke atas dan bawah bibir
vagina Yuli, melumasi permukaannya dengan lendir yang ada,
dan Yuli …
…merasakan sensasi luar biasa di mulut vaginanya.
Mata Yuli sendu menatap Papanya, dan nafasnya terengah-engah,
ketika Papanya mulai memasukkan kepala burungnya, yang
mulai menyelinap ke mulut vaginanya.
Kemudian dengan pelan sekali, dengan hati-hati, dia mulai
menekan sedikit, berhenti sebentar karena Yuli mengeluh,
menggigit bibirnya karena pedih.
Keinginan Tony untuk menghunjamkan kuat-kuat ditahannya,
karena dia benar-benar ingin anak gadisnya ingat sat
pertamanya ini dengan indah, tidak menyakitkan. Dengan
hati-hati ditekan lagi, bergerak sangat pelan, dengan
berangsur-angsur dan membiarkan kemaluannya menyesuaikan,
sampai kepala penisnya hampir masuk ke pintu vaginanya.
Yuli mendesah penuh nafsu sekarang, kemudian tiba-tiba
vaginanya dengan sangat lembut merenggang, dan akhirnya
memberikan jalan, membiarkan kepala penis Tony menyeruak
masuk ke liang cinta sempit perawan lezat milik Yuli
untuk pertama kalinya, dan mereka berdua mendesah dengan
penuh kenikmatan, dengan sensasi rasa ketika daging
Tony akhirnya memasuki diri Yuli.
Yuli bernapas lega dan plong, kemudian dia mencium ayahnya
dengan cinta, memeluk dan mendekapnya erat-erat. Kini
semuanya sudah terjadi, Tony menekan lembut, dan merasakan
batangnya makin tenggelam ke liang perawan gadisnya, dan
Yuli merasa seperti tersekat sesuatu ketika Tony menekan
semakin dalam mengisi liang perawannya. Ternyata yang
menyekat itu adalah selaput dara Yuli.
Akhirnya, dengan satu hentakan penisnya amblas sempurna
mengisi liang cinta gadis itu, Tony merasakan sensasi yang
luar biasa dari kedalaman liang yang menjepit penisnya,
menjepit sampai ke pangkalnya, pelirnya basah oleh
lendir vagina. lendir yang hangat… begitu nikmatnya
dijepit oleh vagina gadis itu….. dan betul-betul sempit… ,
dan sangat ketat dan lezat!
“Bagaimana sayang?” bisik Tony, ketika dia merasa ujungnya
menyentuh rahim gadis itu, dan benar-benar menyingkirkan
keinginannya untuk menumpahkan spermanya di sana!
Yuli mengangguk kecil, memberikan tatapan penuh cinta
dan nafsu membara, dan Tony tetap berdiam sementara di atasnya,
menikmati jepitan vaginanya di sekeliling penisnya yang
terasa seperti lem merekat. Tony dilanda rasa nikmat tiada
tara, hatinya bergelora dan jantungnya berdegup kencang.
Oh, Tuhan! Ini vagina betul-betul nikmat!
Kemudian Yuli mulai bergerak mengimbangi, karena tubuhnya
secara tak sengaja mulai ikut mengayuh perjalanan indah
menuju kepuasan bercinta, sebuah perjalanan yang tidak
akan pernah dilupakannya dalam hidupnya. Yuli mencium
Tony dengan penuh nafsu, dan mengangkat-angkat pinggulnya
agar penis Tony semakin menggesek vaginanya, tubuhnya
sangat menginginkan ini, lapar akan kepuasan saat ini.
Semakin lama, dan dengan dorongan nafsu yang liar, Tony
mulai menggenjot dengan tujahan dalam. Semakin cepat dan
semakin keras Tony memompanya, tubuh mungil Yuli bergoncang
hebat tiap digenjot. Kepala gadis itu mulai bergoyang kiri
dan kanan, dan lengannya bergoyang di udara karena dia
ikut mengangkat tubuhnya mengimbangi gerakan Tony dalam
setiap genjotan yang dilakukan Tony, mencoba membenamkan
lebih dalam lagi penis Tony ke vaginanya.
Lagi suara desahan serak keluar dari mulut Yuli,
terus mendesah, meminta Tony menghunjamkan lebih
dalam lagi ke tubuhnya, dan Tony membalasnya dengan
jeritan kenikmatan yang luar biasa, saat menghajar
vaginanya. Pikiran liar Tony muncul … dia dan ibunya
memang betul-betul dua orang yang sempurna dan
sangat memuaskan di dunia!
“Goyang aku Pa! Aduk Pa! Enaknya …. Pa…! jeritnya,
sambil menggoyangkan tangannya di punggung Tony serta
menekan pantat Tony dengan tumitnya, sehingga pinggul
Tony merapat lengket ke pahanya.
Segera, tubuh Yuli terangkat dan kejang, karena orgasme
pertamanya telah melanda dirinya, dan dia bergetar di
pelukan Tony, menghisap penis Tony yang berdenyut keras
sambil mengerang luar biasa. Tekanan dari dalam penis
dan pelir Tony menguat, karena jepitan nikmat Yuli dan
tarikan dari dalam vaginanya dalam nafsu yang membara.
Yuli benar-benar telah lupa daratan karena klimaks, dan
betul-betul sempurna dalam kenikmatan orgasme.
Yuli merasakan orgasme yang beruntun, dan erangannya
membuat desahan tanpa henti dalam kenikmatan yang
begitu sempurna. Baginya dunia hanyalah terpusat pada
satu benda saja – yaitu penis perkasa Tony, yang kini
mengobrak-abrik vaginanya, sepertinya betul-betul mau
membelah tubuhnya.
Desakan kuat muncul dari dalam diri Tony , hingga dengan
erangan kuat darinya, penis Tony akhirnya menghunjam dalam
membenam dalam vagina Yuli dan kemudian cairan spermanya
tumpah ruah ke dalam vagina Yuli. Semprotan demi semprotan
membanjiri liang perawan gadis itu, dan Yuli dibawa kepada
suatu orgasme yang lain, yang hampir terlewatkan.
Tidak ada yang lebih nikmat lagi selain yang dirasa
saat ini, kelezatan cinta,karena cairan cinta Tony
membanjiri rahimnya, dan kemudian memenuhi kandungan.
Libido Yuli kembali bangkit, kemudian kembali mengocokkan
penis Tony di vaginanya.
Vaginanya terasa membesar mengitari penis yang terus
menyemburkan cairan itu, melebihi yang pernah
dibayangkannya, juga cairan vaginanya bercampur baur,
dan dia merasakan sebagian cairan itu meleleh keluar
vaginanya, membasahi selangkangannya dan juga lelehannya
terasa mengenai lubang pantatnya, lalu membasahi karpet.
Dengan sisa-sisa tenaga, Tony masih terus menghunjamkan
kemaluannya pada gadisnya, sampai menumpahkan sisa-sisa
cairannya yang putih membanjiri perut dan paha gadis itu.
Mereka berdua dengan sempurna telah terpuaskan dan sudah
memberikan kepuasan satu sama lain, pikiran mereka telah
plong setelah melewati persetubuhan yang terlarang itu.
Tony masih menindih Yuli dan masih menikmati saat-saat
akhir ini. Tony sangat malas untuk mencabut penisnya dan
masih menunggu serta mencumbu wajah Yuli. Terlalu cepat
mengakhiri kenikmatan ini, pikirnya. Akhirnya, Tony dengan
buas kembali menghajar vagina Yuli, sementara Yuli dengan
lembut memberi jalan, kemudian Tony membalikkan badan dan
sekarang Yuli di atasnya, dengan penisnya masih menancap
dalam vagina Yuli. Yuli menindih papanya, dan kesempatan
ini dimanfaatkan Yuli dengan menggerakkan pantatnya ke
atas dan ke bawah dengan pelan, vaginanya masih mengemut
batang Tony sementara mereka mengerang menggapai puncak
kenikmatan bersama, tubuh mereka sedang menuju kelegaan,
sampai mereka berdua puas.
Mereka berpelukan cukup lama, saling meraba dan mencium,
membiarkan kegilaan tubuh mereka mereda sampai merasa
puas. Kemudian Tony mencabut penisnya dan terdengar
bunyi seperti mencabut tutup botol, mereka berdua
tertawa.
Yuli masih tersenyum, dan telentang beberapa saat lamanya
dengan pahanya yang terbuka lebar, dan dengan lembut
menyentuh lubangnya yang membesar, menyapukan seluruh
cairan cinta mereka ke perutnya. Dia tidak merasa jijik,
sempurna merasakan kepuasan dalam hidupnya.
“Oh Papa!” tiba-tiba Yuli berseru seperti ketakutan.
“Coba lihat beha baruku yang indah itu, rusak! Oh, juga
stockingku rusak. Oh Papa!”
Papanya tertawa: “Jangan khawatir sayang, kita berdua
memiliki apa yang dinamakan benda `satu berdua’, dan
papa kira kita dapat menggantinya lagi…” dan Tony
tersenyum pada Yuli serta menambahkan, “…tapi Papa
pikir saat ini, kamu barangkali dapat memilih yang
tidak terlalu …….. ‘hot’?
Akhirnya Yuli tersenyum padanya, memahaminya dengan
baik apa yang dimaksud dengan `tidak terlalu hot’ itu,
yang dapat menggoda dan menarik perhatian orang lain.
Yuli merangkul …
…papanya, kemudian dengan ragu-ragu
berkata: “Aku tidak tahu bagaimana caranya membuat
ibu tidak curiga, tapi aku membutuhkan ini, dari
sekarang Papa!” dan dia tersenyum menggoda Tony, lalu
menggenggam serdadu papanya, dan mulai membelai dan
menimang-nimang benda itu, serta memijit-mijitnya.
Dia menatap papanya dengan gelisah, tidak yakin dengan
reaksinya meminta seks inses selanjutnya antara mereka.
Tetapi Yuli tidak perlu khawatir, karena Tony mendukung
‘kebejatan’ itu, karena begitu menikmati gairah seksual
muda anaknya, yang kini dirasakannya sebagai sesuatu yang
normal saja, yang mana mereka dapat bersetubuh dengan lucu,
dan kapanpun mereka mau!
Jantung Tony berdegup saat membalas pelukan Yuli, “Aku
juga, sayang! Kita berdua harus dapat membaca situasi, dan
harus hati-hati.” dan Yuli tersenyum senang mendengarnya,
wajah cantiknya bersinar dalam kesenangan dan kenikmatan.
Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi untuk memikirkan
situasi sekarang, sebab kembali tubuh mereka berdempetan
erat lagi, Yuli membelai dan mendekap Tony, dan mereka pun
bercinta kembali, menggapai orgasme demi orgasme. Kini
mereka mempraktekkan apa yang dinamakan ‘doggy-style’,
yang dianggap Yuli paling disukainya… begitu pula Tony!
Kemudian, setelah membersihkan diri dan akan pergi tidur,
tak ada pertanyaan ketika Yuli pergi tidur ke kamar ibunya,
di ranjang persetubuhan itu. Dan sampai Jo, ibunya, kembali
dari kerja, tidak ada kecurigaan sedikitpun.
Saat Yuli memasuki kamarnya, tubuh telanjang Yuli tampak
bersinar cerah, matanya tampak besar dan basah, tubuhnya
tampak hidup dan bergetar dengan bangkitnya gairah seksnya.
Bahkan rambutnya menjadi semerbak harum. Payudara indah
miliknya pun sangat sedap dipandang mata, puting mungilnya
sangat cantik, mengeras dan memanjang, dan menjulur.
Kenyataan bahwa kenikmatan yang baru dirasakannya begitu
tabu, bahkan suatu kejahatan, tidak dipedulikannya, jalan
ini adalah jalan yang diinginkannya… bersama papanya.
Dan sekarang dia begitu ingin untuk menikmati ini sepuas-
puasnya, sampai kapan pun dia bisa!
Tony dengan penuh kemesraan menggendong tubuh Yuli, dan
membisikkan ke telinganya menyebabkan Yuli tergeli-geli.
Tony berkata: “Kini, mau kamu Papa tunjukkan bagaimana
oral seks?”
Tony juga ingin lagi tangan mungil Yuli menggenggam
penisnya… Tony tahu bahwa kocokan Yuli pastilah
sangat nikmat sekali… barangkali sebagai pembuka
oral seks yang indah yang akan mereka lakukan, melalui
mulut kecil kekasihnya, Yuli.
Astaga… Tony tertawa sendiri, ini akan menjadi suatu
pelajaran besar bagi Yuli!
Yuli menatap papanya, pandangan penuh pertanyaan muncul
dari Yuli, lidah Yuli dijulurkan keluar dan langsung
membasahi bibirnya, tersenyum pada papanya lalu katanya:
“Dan aku akan ‘menggigit papa’, serta gaya 69 dan juga
yang lain-lainnya!”
Tony ingat pantat indah Yuli dan anus Yuli yang berkerut
dalam pikirannya, segera saja penisnya berdiri kembali,
dan dia menyingkirkan pikiran itu… ah lelaki!
Ketika Tony menyetubuhi Yuli dari belakang, dia hampir
saja menembakkan muatannya ketika kepala penisnya menyelip
di pantat Yuli. Tony merasakan nikmat luar biasa, dan
sangat singkat rasanya, dengan lembut menggesekkan penisnya
pada lubang kecil mungil itu.
Yuli menoleh ke belakang, tidak mengerti dengan apa yang
dilakukan papanya, dan Tony segera menekan penisnya,
menutup keraguan Yuli. Yuli diam, menganggap semua itu
bagian dari seni bercinta, tapi sepertinya dia menyukai
nya, ketika kepala penis Tony dengan lembut merangsang
lubang ‘pembuangan’ Yuli.
Sekarang Yuli merasa keenakan dan mencium Tony penuh
nafsu, sebab vaginanya disisipi oleh penis Tony. Dan
tanpa rasa ragu atau khawatir yang akan terjadi, dia
pun mencapai puncak, mendorong-dorong dirinya kepada
papanya, sebelum Tony dapat memperlihatkan bagaimana
caranya menghisap penisnya!
Hal ini terus berlangsung sebelum malam tiba, dan tiap
malam pun, serta tiap hari juga, sebelum Jo pulang.
Ranjang perkawinan itu tidak pernah dirasakan sama oleh
Tony, karena ada dua wanita yang nikmat selalu bergantian
mengisi ruang seksnya, bahkan dia juga sangat mencintai
istrinya, kehidupan seks mereka baik, dan sekarang
kelihatan menjadi lebih baik lagi.
Tony berpikir bahwa dia mati dan masuk ke sorga, sebab
dua orang wanita yang lezat telah mengisi hidupnya secara
bersamaan! Ibu dan anak merupakan cermin satu sama lain,
dan hanya umur yang membedakan, mereka berdua terasa saling
melengkapib satu sama lain menjadi wanita yang sempurna.
Tony dan Yuli dapat mencuri kesempatan merasakan bahagia
bersama, dan Jo, istri Tony, tak pernah curiga. Tentu saja,
sampai akhirnya, Yuli sudah besar, dan segera mulai
berkencan, namun Yuli tidak akan pernah melupakan saat-saat
indah bersama papanya, saat pertama kali merasakan seks,
atau dengan pelajaran yang dilakukan papanya.
Yuli adalah seorang remaja yang sedang tumbuh dan sangat ingin tahu dalam segala hal termasuk…… tentang hubungan cinta. Yuli
dan teman-temannya selalu berdiskusi mengenai seks dan apapun
yang mereka dapatkan dari pelajaran, membaca dan juga mendengar
dari orang-orang.
Pada suatu sore, setelah makan, saat itu Yuli telah selesai
bersih-bersih, dan bermaksud membuat suatu suasana ‘romantis’
dengan beberapa lilin di meja.
Tony, ayahnya, menanggalkan sepatunya, dan istirahat di kursi
malasnya. Dia nonton televisi, sementara anak gadisnya sibuk
di kamar mandi dan kamar tidur, mempersiapkan sesuatu
yang dikatakannya ‘kejutan’.
Kemudian terdengar suara Yuli memanggil, mengatakan dia sudah siap.
Tony melangkah pelan mendekat, memandang Yuli yang sedang
mamakai gaun yang indah membalut tubuhnya, kelihatan gugup di
wajahnya. Tapi wajah itu adalah wajah cantik yang manis, karena
kosmetik yang baru saja dibelinya hari itu. Tidak berlebihan,
tetapi cukup membuatnya kelihatan cantik alami.
Bibirnya memancarkan warna pink lembut, dagu lancipnya nan indah
cukup menampilkan sosok remaja yang baru mau melepaskan masa
kekanakannya, dan mata coklat besarnya bersinar bahagia,lembut
dengan hiasan make-up yang pas.
Ketika dia mendekati Tony,bulu matanya yang lentik bergerak sangat
mengagumkan.
Dia begitu anggun, dan sangat seksi! Rambut coklat tebalnya
terurai, sampai menutupi bahunya. Penis Tony berdiri dan nafasnya
tersendat karena kagum melihat Yuli dengan lembut menggoyangkan
pinggulnya berjalan mendekati Tony.
Dia berhenti di depan Tony, matanya berbinar: “Aku
memperhatikan Papa hari ini…” katanya dengan lembut dan
malu, “Kulihat Papa memperhatikanku pada saat kelas
balet.” Yuli tersipu malu namun sangat menarik sekali,
hal ini tampak dari matanya.
Kemudian, dengan sikap menantang, dia menahan napas
dan berkata: “Aku melihat punya… Papa… menonjol
waktu itu, Papa, kenapa begitu Pap?” dan pandangannya tepat
ke selangkangan Tony, Yuli menjilati bibirnya sendiri
sehingga rona merahnya semakin jelas.
“Kau begitu cantik, Yuli,” sambung Tony, hampir tidak
percaya akan penglihatan dan pendengarannya, sementara
burungnya terus berontak.
Yuli meneruskan, dengan perasaan yang sudah tidak begitu
gugup lagi, karena suara nafas Papanya yang sudah tenang:
“Mungkin karena penyangga gigi ini? Aku selalu merasa
jelek dengan penyangga gigi ini, Pa.”
Tony sadar mungkin itu sebabnya Yuli melepas penyangga
gigi tersebut, yang selama ini mesti selalu dipakainya –
hal ini tidak diberitahukannya kepada Tony.
Tony berkata: “Kamu adalah gadis tercantik yang ada dalam
hall… tersebut, sungguh.”
Yuli senang, dan senyumnya yang manis menghiasi wajah
imutnya, dan kini Tony menghargai keputusannya, lalu
Yuli berkata: “Ada suatu yang ingin kuberikan untuk Papa,
hanya untuk Papa, karena aku sangat mencintaimu.”
Tiba-tiba, dia membuka gaunnya, dan membiarkannya jatuh
ke lantai, dan Tony terkaget namun sangat terpesona.
Anak gadis 15 tahunnya sedang memakai BH semi transparan
merah, yang membalut payudara mungilnya, dengan memperlihatkan
tonjolan puting pink payudaranya, dengan bangganya dia
memamerkannya, jelas sekali puting mungilnya menonjol.
Celana dalam merahnya terbuat dari material lembut yang
halus.
Sepasang tali kaos kaki tipis memperindah stocking yang
dipakainya, yang memamerkan kaki indahnya yang
sempurna, betis indahnya yang terbentuk berkat latihan
balet diperindah dengan sepatu tumit tinggi yang
dipakainya.
Dia sungguh manis dipandang, dan mata Tony tak lepas
menikmati keindahan tubuh anak gadisnya. Turun ke bawah
dari wajah muda cantiknya yang dihiasi oleh rambutnya,
terus ke bentuk indah payudaranya dengan tonjolan
putingnya. Ibunya, Jo, juga memiliki payudara indah, dan
Yuli pun mewarisi keindahan itu.
Tony melihat ke perut Yuli yang rata dan padat, yang
bermuara ke gundukan indah yang dihiasi oleh tali
pinggangnya, kemudian terus ke pahanya yang padat berisi
lalu ke kakinya yang indah. Mata Tony tak lepas
dari tubuh dan selangkangan Yuli, dan pandangan mata
Tony yang liar berhenti di sana, terpaku pada retakan
yang membelah gundukan vaginanya.
Tony menahan napas lagi, karena kaget, dia sadar bahwa
celananya menyembunyikan sesuatu!
Suatu benda merah muda basah mengintip dari bahan
transparan yang dipakai Yuli, terbayang bibir dalam
vaginanya. Klitoris mungilnya mengintip di celahnya,
yang meminta dimanjakan. Penis Tony makin menegang,
menekan celananya, sakit dan ingin dikeluarkan, dan
perutnya serasa panas, karena gairah yang melanda.
Tony memuji, “Kau begitu cantik, sayangku, begitu
seksi sekali!”
Yuli mengulurkan kedua tangannya, dan Tony menggenggamnya,
dan Yuli menarik Papanya merapat. Dengan memandang wajah
Yuli, Tony dengan lembut mengelus pipi Yuli, lalu Yuli
berkata: “Aku mencintaimu Papa.”
“Aku mencintaimu juga, Yuli.” balasnya, dan Yuli menutup
matanya tanpa ragu, bibir lembutnya dengan penuh nafsu
mengecup Papanya.
Mulut bertemu mulut, dan lidah mereka saling menjelajahi
masing-masing, ayah dan anak berciuman satu sama lain dengan
begitu intimnya. Tangan Tony membelai punggung Yuli,
terus turun, sampai tangannya menyentuh kelembutan
pantat Yuli, kemudian dengan lembut mengusap-usap
daging pantat Yuli yang sangat lembut dan halus.
Tony kagum merasakan nikmatnya membelai gadis itu, rasanya
selembut cairan, kulit mudanya terasa sangat halus,
luar biasa lembut dan halus di ujung jemarinya.
Tony merasakan penisnya yang keras menyondol-nyondol
perut Yuli yang rata, dan gundukan lembut vagina Yuli
terasa menggesek- gesek pahanya. Mereka merenggang untuk
mengambil napas, kemudian tanpa ragu sedikitpun,Jemari
Yuli langsung bertindak membuka ikat pinggang Tony.
Tony melepaskan tangannya dan tanpa pikir panjang,
membuka retsletingnya sendiri, dengan cepat menanggalkan
bajunya dan menurunkan celananya. Sementara Yuli menanggalkan
baju tipisnya, kemudian membantu turunkan celana Tony,
menanggalkan semuanya.
Tony merenggut bra tipis Yuli, dan Yuli membuka
ikat pinggangnya yang melingkari pinggang indahnya.
Menurunkan celana dalamnya dan meloloskannya melalui
kaki, akhirnya Yuli pun bugil pula, hanya tinggal
stocking hitamnya.
Mereka kembali berangkulan, dan penis Tony yang berdenyut
menekan gundukan daging lembut yang lunak milik Yuli,
Tony merasakan puting payudara yang tajam menekan-nekan
dadanya. Tony juga merasakan sesuatu yang basah hangat
saat Yuli menggesekkan gundukan vaginanya pada paha Tony,
dan seketika mendorong Tony untuk menekan-nekan penisnya
kepada Yuli, gairah cinta telah melanda Tony sekarang.
“Papa, Papa, Papa…” desahnya, tangan gadis itu
menjelajah tubuh Papanya dengan liarnya, “…lakukan
padaku Pa… lakukan padaku Papa!”
Satu bisikan halus dalam pikiran Tony, sepertinya Tony
mendengar suara hati kecilnya yang menolak, dan Tony
tersadar, dia menggoncang-goncang bahu Yuli mengharapkan
Yuli kembali sadar akan tindakannya, dan Tony pun menjadi
heran dan bahkan desah nafas Yuli kedengaran indah……
dan gairah seks anaknya membutuhkan itu.
“Kamu tahu itu tidak mungkin,” kata Tony, “kita tidak
boleh melakukannya…” dan dia menatap Yuli dengan
sungguh-sungguh dan dengan gemetaran, “…ini salah
Yuli!”
Yuli berhenti menggeliat dan terdiam sejenak,
menatap ayahnya dengan tajam dan berkata sangat
pelan, “Belum pernah kumeminta lebih dari ini
dalam hidupku. Kutahu mungkin itu salah, dan …
…aku tahu
ibu takkan pernah tahu tentang ini.”
Dia menarik napas, lalu: “Tapi kuselalu menginginkan
Papa melakukannya untukku. Aku selalu memikirkannya setiap
malam. Anak lelaki selalu membosankan, dan memikirkan
orang lain melakukannya padaku membuatku jijik! Aku ingin
mempelajari hal ini langsung dari Papa, dan aku menginginkan
cinta,” dia berhenti, dan matanya sendu memelas.
Kemudian dia menarik napas lagi, dan meminta dengan gemetar,
mata sendunya menatap tajam: “Apakah Papa tidak ingin juga…
tidak inginkah Papa melakukannya untukku?”
Yuli bangkit dan mengusap wajahnya, kemudian berkata pelan:
“Kuingin Papa menjadi yang pertama… Lakukanlah Pa!”
Tony menatap sorot mata Yuli yang penuh permohonan, pikirannya
kacau… tampaknya gadis ini tidak ragu lagi …
anak gadis perawannya meminta itu – tidak, tak mungkin –
menyetubuhinya!
‘Astaga!’ pikiran liarnya muncul, ‘Aku mungkin bermimpi!’
Kemudian dia melanjutkan: “Dan Papa, Mama memberiku
pil beberapa waktu lalu, setelah masa haidku habis!”
Tony menahan napas lagi, dan akhirnya mengalah, mengabaikan
suara-suara hatinya dan mengikuti keinginan nafsunya,
dan mulai mencium Yuli dengan penuh cinta, desahan nafas
gugup dari hasrat seksual putrinya menimbulkan kegairan
bagi Tony, apalagi akibat gesekan perut mereka.
Sebelah tangannya dengan malas berpindah dari pantat
lembut Yuli, melewati pinggulnya berputar di perutnya, turun
sampai jemarinya menemukan sesuatu yang lembut basah pada
gundukan gadis itu. Tony mengusap sepanjang celah itu, dan
akhirnya menyelipkan satu jemarinya selanjutnya kedua jarinya
ke celah perawan gadis itu.
Yuli mendesah ketika Tony menyentuh ujung klitorisnya,
kemudian Yuli menekuk lututnya, ketika Tony mulai
mengelus tonjolan kecil itu. Mereka berdua dengan pelan
merebahkan diri ke lantai karpet, jemari Tony tidak
lepas sedikitpun dari klitoris Yuli.
Tubuh Tony menggelinjang, ketika tangan gadis kecil itu
memegang penisnya, dan Yuli menggenggamnya gemas, mengusap
burung itu, merasakan hangatnya benda itu, Yuli mendesah
dan menambah kenikmatan bagi Tony. Kepala bulat berkilat
seperti berkilau dalam cahaya remang saat itu, dan Yuli
senang memainkan milik Papanya.
“Punya Papa besar sekali,” bisik Yuli mesra, “Mungkinkah
dapat masuk ke milikku?”
Kemudian tangan gadis itu mulai mengocok penis Tony,
memompanya dengan hati-hati, membawa suasana menjadi
penuh kegairahan nafsu seks mereka. Tony hampir tidak
tahan lagi dan ingin menghajar vagina Yuli saat itu..
tapi Tony juga ingin menumpahkan spermanya pada tangan
gadis itu!
Namun Tony mengurungkan niatnya, dan berkata: “Hanya
ada satu cara menuntaskannya Yuli, tapi yang pertama…
Astaga… hentikan!” katanya sungguh-sungguh, tapi,
“Berbaringlah, biarkan Papa mencumbumu sebentar,
sayang!.”
Yuli menarik napas dan menghentikan kocokan pada penis
Tony, kemudian melepaskannya dengan malas, menampilkan
senyuman gugup pada Tony, kemudian berbaring telentang
di lantai. Burung Tony berdenyut makin keras, tetapi
dia tidak perduli lagi, apalagi ketika melihat Yuli merebahkan
diri di lantai, membuka pahanya untuk Papanya.
Mata Tony tak lepas dari benda indah milik Yuli ketika
jemarinya masih bermain di vagina basah itu; perut rata
Yuli dihiasi oleh pusar mungilnya, dari pinggang kecilnya
kemudian mengembang ke pinggul indahnya betul-betul
sempurna, dan begitu pula pantatnya sangat menggairahkan.
Gundukan vaginanya begitu lembut dan halus serta mulus, dan
indah tanpa rambut sehelaipun, dia memang gadis kecil …
gadis kecil… gadis yang sangat cantik dengan buah dada
indah dan vagina mungil. Vagina yang bibirnya bergetar
digesek oleh jemari Tony, sungguh seorang gadis kecil yang
memiliki hasrat seksual muda yang terbaca dari seluruh
tubuhnya, Tony terkesima.
Tidak ada yang dinamakan labia luar pada vaginanya, celahnya
betul-betul berbibir mulus mengurung klitoris kecilnya yang
sangat sempurna, mengisyaratkan mutiara kecil yang mengintip
di dalamnya. Belahannya sangat manis, dia betul-betul sangat
sempurna dan tidak dapat dibayangkan lagi, begitulah pikiran
Tony saat itu.
Jo, sang istri,selalu menjaga vaginanya tanpa bulu sehelaipun,
dengan perawatan yang dikenal dengan nama ‘Nair’, Tony menduga
Jo mengajarkan keahliannya itu kepada Yuli. Selain itu Jo juga
menjaga bulu-bulu halus keperakan yang tumbuh pada gundukan
vaginanya, katanya dia senang mengelusnya karena seperti
mengelus seekor kucing yang manis!
Tony masih mengelus vagina Yuli, sementara itu pikirannya
terus menerawang, dan segera tubuh muda Yuli merespon sentuhan
tangan ahli Tony, kemudian Yuli menggelinjang dan mendesah
lembut dengan suara yang sangat menggairahkan hasrat seksual
Tony.
Kemudian Tony berkata: “Angkat lututmu sayang, kangkangkan,
ya begitu, buka lebar-lebar sayang.”
Dia meneruskan menggesekkan jemarinya, dengan lembut
memperbesar liangnya dengan jemarinya, pertama dengan
satu jari kemudian dengan dua jari, dibantu oleh
lendir yang dikeluarkan oleh Yuli. Seterusnya Tony
mulai mengocok-ngocokkan jemarinya dengan pelan, dan
Yuli mendesah kenikmatan. Tony pun berbaring dan
mulai menjilat klitoris mungil itu, sementara jarinya
masih terus mengocok kemaluan Yuli, lalu Yuli menjerit
geli dalam hasrat seks yang indah, ketika Tony mulai
mendekapkan wajahnya pada selangkangan Yuli.
Tidak lama kemudian vagina itu pun memuat dua jemari
Tony, dan Tony membayangkan bahwa Yuli telah siap untuk
aksi yang lebih dari itu, sementara itu tubuh Yuli masih
terus menggelinjang hebat. Mata Tony menatap liar ke
arah perut rata Yuli sesekali Tony menggigit kecil
klitoris Yuli… payudaranya yang ranum mengembang dan
menantang, putingnya memanjang dan mengeras,dia betul-
betul ciptaan yang sangat menakjubkan bagi Tony.
Yuli benar-benar telah lepas kontrol, dan dengan malas
Tony melepaskan mulutnya dari kemaluan lezat Yuli. Dengan
menyelipkan jemarinya pada bekas hisapannya tadi, Yuli
kelihatan seperti protes, namun kemudian Tony memposisikan
dirinya di atas Yuli, lengannya menyangga tubuhnya di atas
tubuh Yuli.
Penis perkasa Tony tegak lurus dan menyondol perut Yuli.
Tony memandang ke bawah, menikmati pemandangan indah
tubuh lezat putrinya, paha indahnya membentang lebar
menunggu, bibir vagina mungilnya terbuka dan mengundang
akan persetubuhan indah hari itu.
Pantat indah Yuli terbayang dalam pikiran Tony… belahan
pantatnya yang diikuti lembah anusnya yang mungil, basah
akibat cairan vaginanya yang meleleh. Tony tergiur akan
keindahannya dan membayangkan suatu saat dapat memasukkan
penisnya dalam-dalam ke lubang pantat itu! Ah.. semua itu
dibuang Tony dari pikirannya!
Kemudian dia menggenggam dan mengarahkan ujung penisnya
ke sela-sela selangkangan Yuli. Bibir vaginanya yang basah
membengkak dengan mengagumkan, dan celahnya sekarang
sudah terbuka karena rojokan jemari Tony, merekah dan
memperlihatkan ujung kecil klitorisnya, serta sebuah lubang
hitam kecil menandai pintu masuk vaginanya. Tony sangat
bernafsu sekali ingin memasuki lubang kecil itu.
“Pertamanya akan sakit sayang, Papa akan coba lakukan
selembut mungkin,” katanya.
“Siap Papa.” tukas Yuli mendesah. “Tapi, jangan tunggu lama
lagi. Aku kepingin sekali, Aku ingin Papa lakukan untukku!
Setubuhi aku Papa!” dia berkata dengan memelas.
Tony menggesekkan ujung penisnya ke atas dan bawah bibir
vagina Yuli, melumasi permukaannya dengan lendir yang ada,
dan Yuli …
…merasakan sensasi luar biasa di mulut vaginanya.
Mata Yuli sendu menatap Papanya, dan nafasnya terengah-engah,
ketika Papanya mulai memasukkan kepala burungnya, yang
mulai menyelinap ke mulut vaginanya.
Kemudian dengan pelan sekali, dengan hati-hati, dia mulai
menekan sedikit, berhenti sebentar karena Yuli mengeluh,
menggigit bibirnya karena pedih.
Keinginan Tony untuk menghunjamkan kuat-kuat ditahannya,
karena dia benar-benar ingin anak gadisnya ingat sat
pertamanya ini dengan indah, tidak menyakitkan. Dengan
hati-hati ditekan lagi, bergerak sangat pelan, dengan
berangsur-angsur dan membiarkan kemaluannya menyesuaikan,
sampai kepala penisnya hampir masuk ke pintu vaginanya.
Yuli mendesah penuh nafsu sekarang, kemudian tiba-tiba
vaginanya dengan sangat lembut merenggang, dan akhirnya
memberikan jalan, membiarkan kepala penis Tony menyeruak
masuk ke liang cinta sempit perawan lezat milik Yuli
untuk pertama kalinya, dan mereka berdua mendesah dengan
penuh kenikmatan, dengan sensasi rasa ketika daging
Tony akhirnya memasuki diri Yuli.
Yuli bernapas lega dan plong, kemudian dia mencium ayahnya
dengan cinta, memeluk dan mendekapnya erat-erat. Kini
semuanya sudah terjadi, Tony menekan lembut, dan merasakan
batangnya makin tenggelam ke liang perawan gadisnya, dan
Yuli merasa seperti tersekat sesuatu ketika Tony menekan
semakin dalam mengisi liang perawannya. Ternyata yang
menyekat itu adalah selaput dara Yuli.
Akhirnya, dengan satu hentakan penisnya amblas sempurna
mengisi liang cinta gadis itu, Tony merasakan sensasi yang
luar biasa dari kedalaman liang yang menjepit penisnya,
menjepit sampai ke pangkalnya, pelirnya basah oleh
lendir vagina. lendir yang hangat… begitu nikmatnya
dijepit oleh vagina gadis itu….. dan betul-betul sempit… ,
dan sangat ketat dan lezat!
“Bagaimana sayang?” bisik Tony, ketika dia merasa ujungnya
menyentuh rahim gadis itu, dan benar-benar menyingkirkan
keinginannya untuk menumpahkan spermanya di sana!
Yuli mengangguk kecil, memberikan tatapan penuh cinta
dan nafsu membara, dan Tony tetap berdiam sementara di atasnya,
menikmati jepitan vaginanya di sekeliling penisnya yang
terasa seperti lem merekat. Tony dilanda rasa nikmat tiada
tara, hatinya bergelora dan jantungnya berdegup kencang.
Oh, Tuhan! Ini vagina betul-betul nikmat!
Kemudian Yuli mulai bergerak mengimbangi, karena tubuhnya
secara tak sengaja mulai ikut mengayuh perjalanan indah
menuju kepuasan bercinta, sebuah perjalanan yang tidak
akan pernah dilupakannya dalam hidupnya. Yuli mencium
Tony dengan penuh nafsu, dan mengangkat-angkat pinggulnya
agar penis Tony semakin menggesek vaginanya, tubuhnya
sangat menginginkan ini, lapar akan kepuasan saat ini.
Semakin lama, dan dengan dorongan nafsu yang liar, Tony
mulai menggenjot dengan tujahan dalam. Semakin cepat dan
semakin keras Tony memompanya, tubuh mungil Yuli bergoncang
hebat tiap digenjot. Kepala gadis itu mulai bergoyang kiri
dan kanan, dan lengannya bergoyang di udara karena dia
ikut mengangkat tubuhnya mengimbangi gerakan Tony dalam
setiap genjotan yang dilakukan Tony, mencoba membenamkan
lebih dalam lagi penis Tony ke vaginanya.
Lagi suara desahan serak keluar dari mulut Yuli,
terus mendesah, meminta Tony menghunjamkan lebih
dalam lagi ke tubuhnya, dan Tony membalasnya dengan
jeritan kenikmatan yang luar biasa, saat menghajar
vaginanya. Pikiran liar Tony muncul … dia dan ibunya
memang betul-betul dua orang yang sempurna dan
sangat memuaskan di dunia!
“Goyang aku Pa! Aduk Pa! Enaknya …. Pa…! jeritnya,
sambil menggoyangkan tangannya di punggung Tony serta
menekan pantat Tony dengan tumitnya, sehingga pinggul
Tony merapat lengket ke pahanya.
Segera, tubuh Yuli terangkat dan kejang, karena orgasme
pertamanya telah melanda dirinya, dan dia bergetar di
pelukan Tony, menghisap penis Tony yang berdenyut keras
sambil mengerang luar biasa. Tekanan dari dalam penis
dan pelir Tony menguat, karena jepitan nikmat Yuli dan
tarikan dari dalam vaginanya dalam nafsu yang membara.
Yuli benar-benar telah lupa daratan karena klimaks, dan
betul-betul sempurna dalam kenikmatan orgasme.
Yuli merasakan orgasme yang beruntun, dan erangannya
membuat desahan tanpa henti dalam kenikmatan yang
begitu sempurna. Baginya dunia hanyalah terpusat pada
satu benda saja – yaitu penis perkasa Tony, yang kini
mengobrak-abrik vaginanya, sepertinya betul-betul mau
membelah tubuhnya.
Desakan kuat muncul dari dalam diri Tony , hingga dengan
erangan kuat darinya, penis Tony akhirnya menghunjam dalam
membenam dalam vagina Yuli dan kemudian cairan spermanya
tumpah ruah ke dalam vagina Yuli. Semprotan demi semprotan
membanjiri liang perawan gadis itu, dan Yuli dibawa kepada
suatu orgasme yang lain, yang hampir terlewatkan.
Tidak ada yang lebih nikmat lagi selain yang dirasa
saat ini, kelezatan cinta,karena cairan cinta Tony
membanjiri rahimnya, dan kemudian memenuhi kandungan.
Libido Yuli kembali bangkit, kemudian kembali mengocokkan
penis Tony di vaginanya.
Vaginanya terasa membesar mengitari penis yang terus
menyemburkan cairan itu, melebihi yang pernah
dibayangkannya, juga cairan vaginanya bercampur baur,
dan dia merasakan sebagian cairan itu meleleh keluar
vaginanya, membasahi selangkangannya dan juga lelehannya
terasa mengenai lubang pantatnya, lalu membasahi karpet.
Dengan sisa-sisa tenaga, Tony masih terus menghunjamkan
kemaluannya pada gadisnya, sampai menumpahkan sisa-sisa
cairannya yang putih membanjiri perut dan paha gadis itu.
Mereka berdua dengan sempurna telah terpuaskan dan sudah
memberikan kepuasan satu sama lain, pikiran mereka telah
plong setelah melewati persetubuhan yang terlarang itu.
Tony masih menindih Yuli dan masih menikmati saat-saat
akhir ini. Tony sangat malas untuk mencabut penisnya dan
masih menunggu serta mencumbu wajah Yuli. Terlalu cepat
mengakhiri kenikmatan ini, pikirnya. Akhirnya, Tony dengan
buas kembali menghajar vagina Yuli, sementara Yuli dengan
lembut memberi jalan, kemudian Tony membalikkan badan dan
sekarang Yuli di atasnya, dengan penisnya masih menancap
dalam vagina Yuli. Yuli menindih papanya, dan kesempatan
ini dimanfaatkan Yuli dengan menggerakkan pantatnya ke
atas dan ke bawah dengan pelan, vaginanya masih mengemut
batang Tony sementara mereka mengerang menggapai puncak
kenikmatan bersama, tubuh mereka sedang menuju kelegaan,
sampai mereka berdua puas.
Mereka berpelukan cukup lama, saling meraba dan mencium,
membiarkan kegilaan tubuh mereka mereda sampai merasa
puas. Kemudian Tony mencabut penisnya dan terdengar
bunyi seperti mencabut tutup botol, mereka berdua
tertawa.
Yuli masih tersenyum, dan telentang beberapa saat lamanya
dengan pahanya yang terbuka lebar, dan dengan lembut
menyentuh lubangnya yang membesar, menyapukan seluruh
cairan cinta mereka ke perutnya. Dia tidak merasa jijik,
sempurna merasakan kepuasan dalam hidupnya.
“Oh Papa!” tiba-tiba Yuli berseru seperti ketakutan.
“Coba lihat beha baruku yang indah itu, rusak! Oh, juga
stockingku rusak. Oh Papa!”
Papanya tertawa: “Jangan khawatir sayang, kita berdua
memiliki apa yang dinamakan benda `satu berdua’, dan
papa kira kita dapat menggantinya lagi…” dan Tony
tersenyum pada Yuli serta menambahkan, “…tapi Papa
pikir saat ini, kamu barangkali dapat memilih yang
tidak terlalu …….. ‘hot’?
Akhirnya Yuli tersenyum padanya, memahaminya dengan
baik apa yang dimaksud dengan `tidak terlalu hot’ itu,
yang dapat menggoda dan menarik perhatian orang lain.
Yuli merangkul …
…papanya, kemudian dengan ragu-ragu
berkata: “Aku tidak tahu bagaimana caranya membuat
ibu tidak curiga, tapi aku membutuhkan ini, dari
sekarang Papa!” dan dia tersenyum menggoda Tony, lalu
menggenggam serdadu papanya, dan mulai membelai dan
menimang-nimang benda itu, serta memijit-mijitnya.
Dia menatap papanya dengan gelisah, tidak yakin dengan
reaksinya meminta seks inses selanjutnya antara mereka.
Tetapi Yuli tidak perlu khawatir, karena Tony mendukung
‘kebejatan’ itu, karena begitu menikmati gairah seksual
muda anaknya, yang kini dirasakannya sebagai sesuatu yang
normal saja, yang mana mereka dapat bersetubuh dengan lucu,
dan kapanpun mereka mau!
Jantung Tony berdegup saat membalas pelukan Yuli, “Aku
juga, sayang! Kita berdua harus dapat membaca situasi, dan
harus hati-hati.” dan Yuli tersenyum senang mendengarnya,
wajah cantiknya bersinar dalam kesenangan dan kenikmatan.
Mereka tidak memiliki banyak waktu lagi untuk memikirkan
situasi sekarang, sebab kembali tubuh mereka berdempetan
erat lagi, Yuli membelai dan mendekap Tony, dan mereka pun
bercinta kembali, menggapai orgasme demi orgasme. Kini
mereka mempraktekkan apa yang dinamakan ‘doggy-style’,
yang dianggap Yuli paling disukainya… begitu pula Tony!
Kemudian, setelah membersihkan diri dan akan pergi tidur,
tak ada pertanyaan ketika Yuli pergi tidur ke kamar ibunya,
di ranjang persetubuhan itu. Dan sampai Jo, ibunya, kembali
dari kerja, tidak ada kecurigaan sedikitpun.
Saat Yuli memasuki kamarnya, tubuh telanjang Yuli tampak
bersinar cerah, matanya tampak besar dan basah, tubuhnya
tampak hidup dan bergetar dengan bangkitnya gairah seksnya.
Bahkan rambutnya menjadi semerbak harum. Payudara indah
miliknya pun sangat sedap dipandang mata, puting mungilnya
sangat cantik, mengeras dan memanjang, dan menjulur.
Kenyataan bahwa kenikmatan yang baru dirasakannya begitu
tabu, bahkan suatu kejahatan, tidak dipedulikannya, jalan
ini adalah jalan yang diinginkannya… bersama papanya.
Dan sekarang dia begitu ingin untuk menikmati ini sepuas-
puasnya, sampai kapan pun dia bisa!
Tony dengan penuh kemesraan menggendong tubuh Yuli, dan
membisikkan ke telinganya menyebabkan Yuli tergeli-geli.
Tony berkata: “Kini, mau kamu Papa tunjukkan bagaimana
oral seks?”
Tony juga ingin lagi tangan mungil Yuli menggenggam
penisnya… Tony tahu bahwa kocokan Yuli pastilah
sangat nikmat sekali… barangkali sebagai pembuka
oral seks yang indah yang akan mereka lakukan, melalui
mulut kecil kekasihnya, Yuli.
Astaga… Tony tertawa sendiri, ini akan menjadi suatu
pelajaran besar bagi Yuli!
Yuli menatap papanya, pandangan penuh pertanyaan muncul
dari Yuli, lidah Yuli dijulurkan keluar dan langsung
membasahi bibirnya, tersenyum pada papanya lalu katanya:
“Dan aku akan ‘menggigit papa’, serta gaya 69 dan juga
yang lain-lainnya!”
Tony ingat pantat indah Yuli dan anus Yuli yang berkerut
dalam pikirannya, segera saja penisnya berdiri kembali,
dan dia menyingkirkan pikiran itu… ah lelaki!
Ketika Tony menyetubuhi Yuli dari belakang, dia hampir
saja menembakkan muatannya ketika kepala penisnya menyelip
di pantat Yuli. Tony merasakan nikmat luar biasa, dan
sangat singkat rasanya, dengan lembut menggesekkan penisnya
pada lubang kecil mungil itu.
Yuli menoleh ke belakang, tidak mengerti dengan apa yang
dilakukan papanya, dan Tony segera menekan penisnya,
menutup keraguan Yuli. Yuli diam, menganggap semua itu
bagian dari seni bercinta, tapi sepertinya dia menyukai
nya, ketika kepala penis Tony dengan lembut merangsang
lubang ‘pembuangan’ Yuli.
Sekarang Yuli merasa keenakan dan mencium Tony penuh
nafsu, sebab vaginanya disisipi oleh penis Tony. Dan
tanpa rasa ragu atau khawatir yang akan terjadi, dia
pun mencapai puncak, mendorong-dorong dirinya kepada
papanya, sebelum Tony dapat memperlihatkan bagaimana
caranya menghisap penisnya!
Hal ini terus berlangsung sebelum malam tiba, dan tiap
malam pun, serta tiap hari juga, sebelum Jo pulang.
Ranjang perkawinan itu tidak pernah dirasakan sama oleh
Tony, karena ada dua wanita yang nikmat selalu bergantian
mengisi ruang seksnya, bahkan dia juga sangat mencintai
istrinya, kehidupan seks mereka baik, dan sekarang
kelihatan menjadi lebih baik lagi.
Tony berpikir bahwa dia mati dan masuk ke sorga, sebab
dua orang wanita yang lezat telah mengisi hidupnya secara
bersamaan! Ibu dan anak merupakan cermin satu sama lain,
dan hanya umur yang membedakan, mereka berdua terasa saling
melengkapib satu sama lain menjadi wanita yang sempurna.
Tony dan Yuli dapat mencuri kesempatan merasakan bahagia
bersama, dan Jo, istri Tony, tak pernah curiga. Tentu saja,
sampai akhirnya, Yuli sudah besar, dan segera mulai
berkencan, namun Yuli tidak akan pernah melupakan saat-saat
indah bersama papanya, saat pertama kali merasakan seks,
atau dengan pelajaran yang dilakukan papanya.
Related Posts
CERITA DEWASA – MAMA DAN PAPA NGAJARIN AKU ML
Comments Off on CERITA DEWASA – MAMA DAN PAPA NGAJARIN AKU ML
Ketagihan Seks dengan Adik Kandung
Comments Off on Ketagihan Seks dengan Adik Kandung
Cerita Sex Aku Suamiku dan Anakku
Comments Off on Cerita Sex Aku Suamiku dan Anakku